Minggu, 29 Maret 2009

Melacak Lokasi Ikan Pantau Janggut (Esomus sp.)

Chaidir P. Pulungan

Ikan pantau janggut pertama kali ditemukan berasal dari genangan air bekas aliran anak sungai kecil yang terputus dan hampir mati, bahkan genangan itu menjadi tempat kubangan kerbau yang baru selesai bekerja di tempat pembuatan batubata.

Habitat ikan pantau janggut adalah perairan yang airnya tergenang, dasar perairan berlumpur dan di sekitar lingkungannya banyak terdapat vegetasi.

Habitat kedua tempat ditemukannya ikan pantau janggut adalah kolam yang dibangun di lembah di hulu sungai dan kolamnya kurang terawat serta pematang kolam dipenuhi oleh vegetasi. Lokasinya masih di hulu sungai Tenayan.


Habitat ketiga ditemukan di sekitar genangan air yang terdapat di sekitar pohon kelapa sawit yang ditanam di lembah di hulu sungai. Cekungan tanah ini berisi air jika di musim hujan dan kering di musim kemarau.

Habitat keempat ditemukannya ikan pantau janggut ini di bendungan air di hulu sungai disekitar lokasi kebun kelapa sawit dan juga di aliran air disekitar air terjun di sekitar lembah yang diapit oleh 2 bukit yang telah ditanami pohon kelapa sawit. Lokasinya masih tetap di hulu sungai Tenayan.


Ikan pantau janggut ini juga dapat dijumpai di hilir bendungan di aliran parit kecil yang dipenuhi dengan vegetasi. Juga merupakan lembah yang diapit oleh 2 bukit.











































































Sabtu, 28 Maret 2009

Ikan pantau janggut

Chaidir P Pulungan


Ikan ini pertama kali kutemukan di genangan air bekas aliran anak sungai kecil yang hampir mati, bahkan menjadi kubangan kerbau. Lokasinya di hulu sungai Tenayan di wilayah kecamatan Tenayan Raya, kota Pekanbaru, Riau.


Buntuk tubuhnya kecil memanjang dan pipih. Bukaan mulut kecil dan posisi mulut mengarah ke atas (oblique). Sekitar mulut terdapat 2 pasang sungut, sepasang mulut di rahang atas panjangnya mencapai bola mata dan sepasang lagi berada di rahang bawah ukurannya panjang memanjang mencapai awal dasar sirip anal. Posisi dasar sirip dorsal dan anal saling bersetentangan hanya saja awal dasar sirip dorsal sedikit di depan dari awal dasar sirip anal. Sepanjang pertengahan badan terdapat pola warna hitam mulai dari operculum hingga ke dasar sirip ekor seakan-akan menimpah warna kuning keemasan. Bentuknya melengkung seperti janggut. Sehingga ini disebut ikan pantau janggut.


Sewaktu diidentifikasi di labor saya duga ikan ini tergolong ke dalam genus Nematabramis, akan tetapi setelah dihitung jumlah jari-jari sirip punggung dan analnya lalu dicocokkan dengan data semua spesies ikan Nematabramis yang terdapat dalam buku karangan Kottelat et al. (1993), tidak ada satupun yang persis sama. Apalagi ikan Nematabramis jumlah sungut hanya sepasang sedangkan ikan pantau janggut ada 2 pasang.


Hasil dari browsing di internet dan identifikasi dengan buku karangan Weber dan De Beaufort (1916) ikan pantau janggut ini tergolong ke dalam genus Esomus. Karena data meristik dan morphometrik yang dimiliki ikan pantau janggut persis sama dengan ikan dari genus Esomus.


Hanya saja tidak dapat ditentukan nama ilmiahnya karena data meristik dan morphometrik ikan dari setiap spesies dan genus ikan Esomus tersebut belum berhasil didapatkan.


Hasil sampling kedua di bulan September 2008 semua ikan yang masih hidup dimasukkan ke dalam akuarium. Tidak lama berselang setelah berada dalam akuarium ikan ikan tersebut pada melompat ke luar dan akhirnya mati di atas lantai. Berdasarkan sifatnya yang suku melompat itu ikan ini dikenal dengan nama "flying barb".


Berdasarkan hasil klasifikasi ikan pantau janggut ini tergolong ke dalam ordo Cypriniformes, famili (suku) Cyprinidae dan genus Esomus.

Gambar seekor ikan pantau janggut (Esomus sp.)

Kondisi perairan airnya jernih dan tergenang, dasar perairan berlumpur dan di sekitarnya ditutupi oleh beragam jenis vegetasi.